Ilustrasi, ruang kosong tanpa fasilitas (Img : net) KOLTIM,SITUSSULTRA.com- Diera globalisasi yang super canggih dan serba digital ini, tent...
Ilustrasi, ruang kosong tanpa fasilitas (Img : net) |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Diera globalisasi yang super canggih dan serba digital ini, tentu Komputer merupakan salah satu kebutuhan penunjang terpenuhinya kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menjadi prioritas di setiap lembaga pendidikan.
Hanya saja terkadang fasilitas tersebut belum seutuhnya dimiliki oleh setiap sekolah. Padahal pemerintah pusat telah menganggarkan bantuan pengadaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan anggaran yang cukup besar. Jika anggaran yang diperuntukan pengadaan TIK kedengarannya begitu besar , apakah wajar kalau masih ada sekolah yang kebutuhan sarana komputernya tidak memadai ?. Tentu tidak.
Namun kenyataannya terbukti masih ada sekolah yang ditemukan belum seutuhnya memiliki sarana peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara memadai.
Seperti halnya SMPN 3 Poli-Polia. Kendati sekolah ini telah lama memiliki ruangan komputer namun sekolah tersebut tak seutuhnya difasilitasi peralatan TIK karena (disekolah red) baru di fasilitasi 1 unit Laptop sementara Komputer sama sekali tidak ada.
Gambar ilustrasi, Sejumlah Perangkat Komputer yang didambakan setiap lembaga pendidikan (Img : net) |
Hal ini diketahui, saat tim situssultra.com menkomfirnasi Kepala SMPN 3 Poli-polia Sarlotha, S.Pd di kecamatan Poli-polia baru-baru ini.
Ia mengungkapkan, jika sekolah yang diembannya sesungguhnya telah lama memiliki gedung untuk ruang komputer, hanya saja kata dia ruang tersebut tak difasilitasi Komputer hingga sekarang.
"Iya belum ada, kalau geduangnya memang sudah ada, cuman Komputernya memang belum ada sampai sekarang,"bebernya.
Dikutip dari situs kemdikbud.go.id, salah satu program Kementerian Pendidikan dan kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud Tahun 2020-2024 adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Untuk melaksanakan program AKM tersebut, maka sekolah harus didukung oleh ketersediaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memadai, antara lain komputer atau laptop minimal 15 unit beserta perangkat lainnya yaitu internet. Namun bagaimana kalau SMPN 3 Poli-polia hanya di fasilitasi sebuah laptop sementara komputernya sama sekali tidak ada.
"Iya komputer memang belum ada sementara anak-anak itu sekarang kan asesmen nasional itu pakai TIK berbasis komputer,"ungkap Sarlotha.
Masih dikutip dari laman situs kemdikbu.go.id, salah satu komitmen Direktorat SMP dalam memajukan kualitas SDM adalah dengan memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk berbagai satuan pendidikan di Indonesia lewat program Bantuan Peralatan TIK.
Dan memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan pembangunan negara-negara maju dikarenakan kualitas sumber daya manusia yang terdidik dalam jumlah yang memadai.
Sehingga untuk menciptakan SDM yang berkualitas adalah dengan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran para peserta didik.
Oleh karena itu, hal yang sangat wajar jika pihak SMP Negeri 3 Poli-polia mengharapkan kebijakan pemerintah terkait, untuk menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan.
"Harapan kami agar sekiranya pemerintah bisa membantu fasilitas yang di butuhkan sekolah seperti pengadaan komputer pengadaan peralatan lep IPA,"harap Sarlotha.
Selain itu, Ia juga mengharapkan, agar sekiranya pemerintah bisa merealisasikan bantuan pembuatan pagar pada bahagian samping dan belakang gedung, sebab kata Sarlotha akibat tidak adanya pagar maka hewan ternak liar bebas keluar masuk berkeliaran di halaman dan teras sekolah.
"Dan kami juga sangat mengharapkan bantuan pagar sekolah, sebab ini sangat perlu untuk keamanan sekolah kami, hampir setiap pagi teras sekolah dipenuhi kotoran ternak,"pungkasnya.
Penulis : Supriadin
Editor : Darson
.................