KOLTIM, SITUSSULTRA.com- Masyarakat Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) Merupakan masyarakat yang sangat majemuk yang terdir...
KOLTIM, SITUSSULTRA.com-Masyarakat Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) Merupakan masyarakat yang sangat majemuk yang terdiri dari berbagai agama, suku, ras dan istiadat yang berbeda-beda.
Keragaman ini disatu sisi merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat berharga serta menjadi kebangsaan kita dan akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam pembangunan Daerah kita tercinta.
Untuk itu, Pj. Bupati Koltim, Ir. H. Sulwan Aboenawas, M.Si dalam acara Odalan di Pura Dalem, dalam sambutannya, menjelaskan, bahwa keragaman dan kemajemukan merupakan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Kolaka Timur.
"Hampir semua suku, agama, adat dan budaya menyatu dalam bingkai harmoni yang saling menjaga satu sama lainnya. saling menerima perbedaan dan hidup berdampingan sudah menjadi ciri masyarakat di Bumi Wonua Sorume ini,"jelas Pj. Bupati saat menghadiri Upacara Mecaru Nawang Gempang dan Mosehe Wonua di Poli-polia, Jumat (1/4/2022).
Lebih lanjut, Pj. Bupati menuturkan, bahwa peran tokoh/pemuka agama dan majelis agama dari masing-masing agama dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada umatnya agar sebaiknya setiap pemeluk agama menjalankan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya.
"Sehingga akan tumbuh rasa persaudaraan diantara sesama dan tidak mempertentangkan perbedaan karena pada dasarnya agama telah mengajarkan tentang kebaikan dan perdamaian,"terangnya.
"Saya selaku Pj.Bupati Kolaka Timur sangat mendukung segala bentuk kegiatan keagamaan agar kenyamanan dalam menjalankan kegiatan ibadah semakin ditingkatkan,"sambungnya.
Ia mengatakan, pemerintah tidak pernah membeda-bedakan etnis, ras dan agama. Hal ini telah dicontohkan oleh pemimpin-pemimpin terdahulu.
"Dan ini termasuk Presiden RI yakini, bapak Joko Widodo yang mana beliau sangat menghargai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan,"ungkapnya.
Ia juga menerangkan, bahwa kegiatan upacara Caru Nawang Gempang ini bertujuan untuk menetralisir alam, serta memberikan upacara kepada roh-roh yang meninggal akibat salah pati, ulah pati, maupun kecelakaan sehingga roh-roh tersebut memiliki tempat dan kembali ke asalnya.
Ia menambahkan, bahwa selain memberikan jalan kepada para roh, upacara Caru Nawang Gempang ini dilakukan untuk menetralisir alam dari wabah penyakit, seperti virus, penyakit mematikan atau yang lainnya.
"Ini sejalan dengan Upacara Mosehe Wonua dimana memiliki arti yang serupa yaitu sebuah ritual yang bertujuan untuk menolak bala dan mensucikan daerah kita agar terhindar dari hal-hal yang merugikan diri kita dan daerah tempat kita tinggal yaitu Kabupaten Kolaka Timur yang kita cintai bersama,"pungkasnya
Editor : Darson