masukkan script iklan disini
![]() |
Salah satu sungai yang tebingnya sudah di bronjong di kelurahan Simbalai kecamatan Loea, merupakan program pemkab Koltim dalam mengantisipasi terjadinya longsor dan banjir . |
TIRAWUTA,NEWSSITUSSULTRA.com- Musim hujan
merupakan salah satu pemicu terjadinya bencana alam, seperti, banjir dan tanah
longsor. Oleh karena itu untuk memasuki puncak musim penghujan tahun 2020 ini,
masyarakat di Kolaka Timur (Koltim)
dihimbau untuk semakin
meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana alam yang bisa terjadi kapan saja
dan di mana saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Terutama bagi yang tinggal di wilayah
pegunungan, dekat sungai dan perbukitan .
Mengingat waktu musim hujan tahun lalu beberapa wilayah kecamatan di koltim
terdampak banjir.
Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Kolaka Timur (Koltim) provinsi
Sulawesi Tenggara (Sultra), Ir. H. M. Anzarullah, M.Si menyebutkan , bahwa dari
beberapa jenis bencana alam seperti
banjir,
tanah longsor, kebakaran, kekeringan dan angin putting beliung termasuk gempa
bumi, perlu diantisipasi di kabupaten Kolaka Timur , agar masyarakat bisa
terhindar dari dampak bencana alam tersebut. Olehnya itu pihaknya telah
melakukan berbagai bentuk antisipasi.
“Kita sudah
sampaikan kepada masyarakat, termasuk menyiapkan tim reaksi cepat (TRC) dari kami dan tim-tim yang berkenan dengan
bencana alam seperti dari, Dinas sosial,
Kesehatan, Palang Merah, Basarnas dan semua stakeholder yang berkenaan dengan
bencana alam, itu kami sudah sampaikan,”ungkapnya saat di
komfirmasi diruang kerjanya Rabu (12/2/2020).
“Untuk menghadapi kedepan kami dari BPBD sudah melakukan
tindakan perbaikan SDM dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan di lapangan,
seperti persiapan dari tim reaksi
cepat secara internal,”tambahnya.
Lebih lanjut,
Ia mengungkapkan, bahwa terkait dengan bencana alam maka pihak BPBD
kabupaten Kolaka Timur telah melakukan
kerja sama dengan beberapa pihak-pihak yang terkait yakni, dengan melakukan koordinasi terhadap semua stakeholder yang berperan menangani masalah bencana alam.
“Karena
bagaimanapun juga ini semua urusan bersama sesuai dengan hasil keputusan rapat
koordinasi presiden dengan BNPB dan BPBD seluruh Indonesia di sentul bogor, 3
sampai 4 Februari kemarin,”ungkapnya.
Untuk itu Ia
mengharapkan, kepada masyarakat yang
bermukim di lokasi yang berpotensi rawan longsor dan banjir
agar meningkatkan kewaspadaan dan bila perlu masyarakat dapat mengetahui
jenis-jenis bencana yang berpontensi
terjadi di daerahnya masing-masing.
“Kami juga menghimbau kepada semua masyarakat yang
ada di Koltim untuk hati-hati dan mengetahui jenis bencana yang akan
dihadapi, untuk itu kami dari BPBD telah melakukan tindakan edukasi kepada semua masyarakat
termasuk pelajar agar mengenal terhadap
ancaman bencana di Koltim,”tuturnya.
Adapun beberapa
wilayah yang berpotensi atau rawan
bencana banjir dan longsor dari 12 kecamatan yang ada di kabupaten Kolaka Timur
sebutnya, ada
enam titik yakni, kecamatan Ulu iwoi, Ueesi,
Mowewe, Dangia dan Loea.
Sekedar untuk
diketahui, salah satu upaya pemerintah kabupaten Kolaka Timur (Koltim)
untuk mengantisipasi dan meminimalisir
bencana banjir dan longsor dibagian pemukiman warga yang berpotensi terjadi yakni,
dengan membangun Bronjong tebing
sungai di beberapa wilayah kecamatan. Salah satunya seperti, yang terletak di
kecamatan Loea tepatnya di sepanjang
beberapa jalur sungai di kelurahan Simbalai yang di bangun tahun 2018 lalu.
Dimana Bronjong tersebut sangat
berfungsi untuk memperkuat tebing yang miring agar stabil, mencegah erosi, dan
tanah longsor dari kikisan alur sungai. Karena
terbuat dari anyaman kawat baja yang dilapisi seng atau galvanis yang berbentuk kotak atau balok yang dibuat dengan
teknik lilitan ganda, sehingga sangat membantu warga dari ancaman longsor
maupun banjir.
Penulis/Editor : Darson