Kepala BPBD Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) Dewa Made Ratmawan, S.ST, MT saat dikonfirmasi terkait penanganan be...
Kepala BPBD Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) Dewa Made Ratmawan, S.ST, MT saat dikonfirmasi terkait penanganan bencana Alam yang pernah menimpah Koltim belum lama ini |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) Dewa Made Ratmawan (DMR) mengungkapkan beberapa titik di Wilayah Koltim yang pernah ditimpa Bencaca Alam seperti, Angin Puting Beliung dan Banjir telah mendapatkan penanganan dari pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kolaka Timur.
Sehubungan dengan hal itu, DMR menjelaskan bahwa pihak Pemda juga akan meningkatkan upaya mitigasi guna mengurangi resiko bencana yang berpotensi terjadi kapan saja. Hal tersebut diungkapkannya kepada Situsultra di Lalingato, saat dikonfirmasi di Ruang Kantornya baru-baru ini.
Namun dalam upaya penanganannya, Ia mengatakan akan menyusun perencanaan terkait informasi akar permasalahan kebencanaan yang sering dihadapi pada titik beresiko bencana.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ia berharap agar Warga sekiranya ikut berpartisipasi merawat arus sungai dengan menghindari membuang sampah pada Sungai.
"Sebagai Warga Negara yang baik mari Kita peduli lingkungan jangan nanti terjadi baru kita menyadari jika itu bagian dari ulah kita sendiri maksudnya jangan Kita membuang Sampah pada Aliran Air Sungai,"imbaunya.
Selain itu, kata dia, pihaknya akan rutin memonitor pada zona yang rawan bencana banjir di Kabupaten Koltim termasuk menggencarkan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, terutama kesadaran Masyarakat untuk tidak membuang Sampah dan potongan-potongan Kayu pada Arus Sungai.
"Kalau Angin Puting Beliung Ini melanda Wilayah Kita di Koltim antara Bulan 12 2023 sampai Bulan 2 2024 Dan itu Kita sudah Tangani, beberapa yang terdampak kita sudah berikan bantuan seperti, Atap Senk dan Kayu itu kita sudah berikan,"kata DMR.
Sedangkan untuk peristiwa Banjir Kata DMR, yang terjadi di Kecamatan Aere mengakibatkan rusaknya Jembatan, sementara Banjir di Desa Tumbudadio Ratusan Persawahaan terendam. Bahkan kata DMR ada Sawah yang umur Padinya 60 Hari seluas kurang lebih 150 Hektare (Ha) puso akibat genangan Air. Tak hanya itu Banjir yang melanda di Ueesi menyebabkan Jembatan Alaha ikut hanyut.
"Dan untuk beberapa spot untuk Sawah yang terendam di Desa Tumbudadio, Kami langsung koordinasi saat itu ke pihak BWS, alhasil mereka sudah turun dan tadi pagi saya sempat koordinasi dengan teman-teman disana bagaimana tindak lanjutnya, setelah mereka turun,"tuturnya.
"Artinya informasi yang kami peroleh lagi bertahap secara proses administrasi karena terkait dengan anggaran juga mereka sementara upayakan kita berharap segera ditangani tapi ini kan kita ikuti secara mekanisme tetap mereka harus mengikuti prosedutr yang ada,"sambungnya mengharapkan.
Ia juga mengungkapkan, sesuai pantauan BPBD Koltim, penyebab terendamnya sejumlah Persawahan dan putusnya jembatan Alaha murni karena instensitas Hujan yang menyebabkan debit Air bertambah.
"Terus yang kedua karena dimensi Air dan kedalaman Sungai masih dangkal sehingga terjadi perlambatan Arus Air sehingga menyebabkan Air menyebar. Nah ini yang Kita minta dan Kita diskusikan di Balai setidaknya Kita bisa dibantu,"ujarnya.
Penulis : Darson