Situasi di luar kos-kosan MS sat hendak dievakuasi (Foto : Hasran Situssultra) KENDARI,SITUSULTRA.com -Penemuan pengemudi ojek onlin...
Situasi di luar kos-kosan MS sat hendak dievakuasi (Foto : Hasran Situssultra) |
KENDARI,SITUSULTRA.com-Penemuan pengemudi ojek online (OJOL) tak bernyawa di dalam kosnya yang sempat mengegerkan warga kota Kendari provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Sabtu kemarin, diketahui berinisial MS (29). Saat ditemukan Warga sempat heboh, pasalnya korban meninggal saat situasi virus copid-19 (corona) lagi mengganas.
MS yang diduga meninggal karena corona ternyata dua hari sebelum kejadian korban sempat di bawah di rumah sakit abu nawas. Hal ini diketahui setelah salah satu ketua RT di Kendari Marwanah mengungkapkan kepada awak media saat di komfirmasi di Kendari pasca evakuasi jasad korban.
Marwanah menceritakan, bahwa sebelum kejadian pihaknya telah didatangi seseorang dari pihak salah satu keluarga korban guna melaporkan jika korban sedang sakit di dalam rumah kos-kosannya hingga mengeluarkan busa dari dalam mulutnya.
“Tadi pagi sekitar jam sembilan lewat, datang sepupunya ke saya karna
kebetulan saya ketua RT disini , dia datang melapor begini !, Bu MS lagi sakit
keluar-keluar muntah dan busa dari mulutnya tapi tidak ada yang berani tolong, saya bilang kenapa ? dia jawab bahwa dua hari yang lalu mereka dari Rumah
sakit Abunawas periksakan tapi si MSnya
ini dia tidak bisa nginap karena dia tidak punya uang untuk berobat terpaksa
mereka pulang,”cerita Marwanah sambil menirukan laporan sepupu korban.
Dikatakan, sebelum mereka meninggalkan
rumah sakit sempat dipesan agar
sebaiknya menghindari MS dengan cara menjaga jarak.
“Tapi
sebelum mereka pulang dipesan sama yang
antar ini katanya jaga jarak dengan dia, makanya itu saat dia sakit nggak ada yang berani sentu,”ungkapnya
Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa, saat mendapat laporan dari pihak sepupu korban
maka pihaknya segera menghubungi pihak puskesmas agar pasien difasilitasi
kendaraan untuk segera dibawah ke rumah sakit.
“Tadi pagi setelah dia melapor ke saya,
saya telpon Puskesmas Poasia itu saya minta
tolong dikirimkan ambualance karena
tidak ada yang berani sentu, setelah itu ambulance datang , dari rumah sakit umum daerah Abunawas,
dengan tim yang dikrim empat orang dan semuanya
berjenis kelamin laki-laki,”jelasnya.
Sementara itu salah satu pihak keluarga
MS, MA yang juga tetangga kos-kosan
korban mengatakan, bahwa sebelum korban meninggal, dan selama mengalami kesakitan di dalam kosnya Ia tetap memantau
apa yang dialami korban .
“Saya yang ikuti perkembangannya mulai antara jam 1 pas pembesuknya dia
tinggalkan MS saya ikuti perkembangannya
dari jam 1 malam sampai jam 7 pagi tapi saya tidak berinteraksi langsung dengan dia
kebetulan kamar kostku dengan dia khan bersebelahan jadi saya cuman dengarkan di balik kamar kos antara jam
satu sampai jam 3 subuh itu dia mengeluarkan suara ngorok dari tenggorokan enta
itu dia karena susah bernapas atau memang karena dia sudah mau putus nyawa,”ceritanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelum korban dibawah di rumah sakit, korban sempat kejang-kejang. Menurutnya batuknya
hanya batuk biasa dan setelah korban
berada diluar rumah sakit keadaan korban semakin parah.
“Lepas dari rumah sakit sekitar jam 1 hingga jam 2 batuknya tambah parah dan sekitar jam empat subuh korban menghembuskan
nafas terakhirnya,”pungkasnya.
Untuk diketahui, penyebab penyakit korban meninggal belum
diketahui pasti sebab menurut informasi yang dihimpun dari beberapa sumber dan pihak rumah sakit, korban
memiliki riwayat penyakit demam berdarah dengue atau DBD meski demikian sampel
swab tenggorokan, korban telah dikirim ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia di Jakarta guna untuk diketahui pasti.
Laporan
: Hasran