Spanduk penolakan TPS-3R yang terpajang di lokasi pembangunan yang terletak di salah satu Lorong di Kelurahan Raraa kecamatan Ladongi (Img...
Spanduk penolakan TPS-3R yang terpajang di lokasi pembangunan yang terletak di salah satu Lorong di Kelurahan Raraa kecamatan Ladongi (Img : Situssultra.com/Sc) |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Sepertinya warga di kelurahan Raraa tidak setuju jika pembangunan Tempat Pengumpulan Sampah-Reduce, Reuse & Recycle (TPS 3R) didirikan di bagian pemukiman warga yang terletak di salah satu lorong yang tidak jauh dari jalan poros kelurahan Raraa kecamatan Ladongi kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, ketidak setujuan warga setelah adanya penolakan yang ditandai dengan pemasangan selembar spanduk bertuliskan tolak terhadap pembuatan TPS-3R dan terpampang jelas ke arah jalan lorong tersebut.
Spanduk itu dipasang mengatasnamakan warga Kelurahan Raraa dan menyatakan tidak setuju dan menolak keras pembangunan TPS-3R.
Hal tersebut dapat dilihat pada tulisan spanduk dengan kalimat "Kami Warga Kel. Raraa menolak TPS 3R Harga Mati"
"Ditolak karena dapat menimbulkan bau dan suara ribut, sehingga masyarakat disini tidak setuju,"kata salah satu warga yang dikomfirmasi saat melintasi area tersebut baru-baru ini.
Sementara itu, warga lainnya B. Mansur membenarkan, jika pembangunan TPS-3R benar telah ditolak oleh warga setempat.
"Iya benar ditolak karena warga tidak setuju jika TPS dibangun disitu,"akuinya.
Pantauan Situssultra.com selain spanduk bertuliskan, Tolak TPS 3R ada juga beberapa kalimat yang di tulis pada papan yang terbuat dari kayu dengan kalimat " Stop membangun TPS 3R disini"
Namun penolakan itu sangat disayangkan oleh Lurah Raraa Masrudin sebab kata dia, alasan masyarakat menolak melalui tulisan karena dapat menimbulkan bau dan bisingan suara ribut, sebelumnya telah disampaikan dan dijelaskan melalui sosialisasi oleh pihak pendamping, mulai dari pendamping tingkat kabupaten dan tingkat provinsi sampai tingkat pusat kalau TPS-3R yang akan dibangun di tempat itu adalah tempat pemprosesan sampah yang tidak akan menimbulkan bau dan suara ribut.
"Sosialisasi sudah bahkan waktu rapat itu tidak ada protes tidak ada masalah, nanti pada saat proses pembangunan sedang dimulai baru muncul protes warga,"kata Lurah saat dikomfirmasi di kediamannya belum lama ini.
Ia menyebutkan, sejumlah warga yang berdatangan di tempat pembangunan area TPS saat menolak dan melakukan pemasangan spanduk penolakan diperkirakan puluhan warga.
"Waktu itu saya tidak ada ditempat saya lagi diluar tapi staf saya dan kepala lingkungan menunggu disana dan melihat ada sekitar 40an orang,"sebutnya.
Menurutnya, warga menolak tempat pembangunan TPS 3R sebab awal mula yang disepakati bukan ditempat pembangunan sedang dikerja.
"Sebenarnya titik pertamanya itu bukan disitu tapi di dekat sekolah TK yang menjadi penolakan warga disitu kenapa dipindahkan dari titik pertama ketempat itu,"jelasnya.
"Sehingga ditempat itu masyarakat tidak setuju dan sering membuat keributan akhirnya kelompok yang bekerja dan mengelolah merasa ketakutan,"tambahnya.
Namun hal tersebut, kata lurah telah dimusyahwarakan melalui beberapa pihak terkait, namun saat menunggu keputusan dari pihak terkait, ternyata waktu terlalu panjang seolah diulur-ulur sehingga akhirnya dari pihak provinsi mengalihkan atau memindahkan ditempat lain.
"Daripada disini tidak ada kejelasan sehingga dia tarik asetnya untuk dipindahkan cuman saya tidak tahu pindah dimana,"bebernya.
Terkait hal tersebut, pihaknya sangat menyesalkan kenapa hal tersebut meski ditolak, padahal sebelumnya telah dijrlaskan melalui sosialusasi.
"Saya sebenarnya disini sangat menyesalkan kenapa warga bisa menolak karena kenapa kita belum tau yang akan terjadi nantinya,"kesalnya.
Dengan kejadian ini, Ia mengharapkan, agar kedepannya jika ada program pemerintah terkait peningkatan pembangunan kiranya tidak ditolak.
"Siapa tau itu bisa menjadi pembuka pintu pembangunan kedepannya agar program lainnya bisa masuk di Raraa, jadi yang saya kesalkan sebagai pemerintah disini tentu saya agak malu kenapa ada seperti ini, disisi lain sosialisasi penyampaian sudah dilakukan mulai tingkat bawah sampai tingkat pusat,"terangnya.
"Oleh karena itu walaupun dengan berat hati saya sampaikan dan harapkan yang berbuat mudah-mudahan kalau bisa ada program yang lain nanti bisa lebih bijak dalam menyikapi supaya program pembangunan bisa lebih berkembang lagi di wilayah Raraa khususnya dan Koltim secara umumnya,"harapnya.
Penulis/ Editor : Darson